Pages

Sabtu, 30 Januari 2010

seni musik

Teknik vokal adalah cara orang (manusia) menghasilkan suara yang baik, merdu dan indah sesuai keinginan pencipta lagu.

hal-hal yang perlu diperhatikan dlm bernyanyi :

Intonasi, adalah teknik vokal yang berhubungan ketepatan nada (pitch) sehingga suara jernih dan nyaring serta enak didengar.

Artikulasi, adalah pengucapan atau pengeluaran nada yang jelas. Faktor yang yang diperhatikan dalam hal ini adalah;sikap badan, dan posisi mulut.

Pernafasan, adlah proses pengambilan, penyimpanan dan pengeluaran udara kembali. Pernafasan dalam bernyanyi ada tiga, yaitu pernafasan dada, pernafasan perut dan pernafan diafragma. Pernafasan yang baik digunakan dalm menyanyi adalah menggunakan diafragma, karena dapat menghasilkan suara murni dengan nafas yang panjang serta memperkecil ketegangan pada dada, bahu, dan leher.

Pembawaan, adalah kemampuan penyanyi menyesuaikan dengan isi dan jiwa lagu yang hendak ditampilkan komponis.

Tangga nada adalah susunan nada yang diatur menurut tinggi rendahnya sesuai jarak tertentu

* tangga nada ada 2 yaitu :

  1. tangga nada mayor :*berawal dari nada do *berpola interval (jarak) ;1 - 1 - ½ - 1 - 1 - 1 - ½ .r
2.tangga nada minor :*berawal dari nada la *berpola interval (jarak) ;1 - ½ - 1 - 1 - ½ - 1 - 1

Susunan nada sebuah tangganada pada paranada:
*
c – d – e – f – g - a - b - c *c - d - e- f – g - a - b -c
*g – a – b – c – d – e - fis – g *f - g - a – bes – c – d – e – f *d – e – fis -g – a – b – cis- d * bes –c – d -es – f – g – a -bes * a – b -cis – d – e – fis – gis-a *es – f – g- as – bes – c – d-e *e – fis -gis- a – b -cis -dis- e *as – bes – c -des -es – f – g-as *b -cis – dis – e – fis -gis – ais - d * des- es- f -ges-as -bes -c – des fis – gis – ais- b -cis–dis-eis- fis * ges-as – bes- ces- des-es – f – ges *cis – dis – eis – fis-gis-ais-bis - cis *ces-des-es–fes-ges-as-bes- ces


Selasa, 19 Januari 2010

Seni Tari Nusantara

Di Indonesia kita mengenal berbagai jenis tarian dari setiap daerah.
Tari dapat disajikan atau ditampilkan dalam berbagai bentuk, yaitu :

A. Tari tunggal
adalah tari yang ditarikan oleh satu orang penari baik putra ataupun putri

*Contoh-contoh tari tunggal

1.Tari Golek Menak

merupakan salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Penciptaan tari Golek Menak berawal dari ide sultan setelah menyaksikan pertunjukkan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang dalang dari daerah Kedu pada tahun 1941. Disebut juga Beksa Golek Menak, atau Beksan Menak. Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak.

Karena sangat mencintai budaya Wayang Orang maka Sri Sultan merencanakan ingin membuat suatu pagelaran yaitu menampilkan tarian wayang orang. Untuk melaksanakan ide itu Sultan pada tahun 1941 memanggil para pakar tari yang dipimpin oleh K.R.T. Purbaningrat, dibantu oleh K.R.T. Brongtodiningrat, Pangeran Suryobrongto, K.R.T. Madukusumo, K.R.T. Wiradipraja, K.R.T.Mertodipuro, RW Hendramardawa, RB Kuswaraga dan RW Larassumbaga.

Proses penciptaan dan latihan untuk melaksanakan ide itu memakan waktu cukup lama. Pagelaran perdana dilaksanakan di Kraton pada tahun 1943 untuk memperingati hari ulang tahun sultan. Bentuknya masih belum sempurna, karena tata busana masih dalam bentuk gladi resik. Hasil pertama dari ciptaan sultan tersebut mampu menampilkan tipe tiga karakter yaitu :

  1. tipe karakter puteri untuk Dewi Sudarawerti dan Dewi Sirtupelaeli,
  2. tipe karakter putra halus untuk Raden Maktal,
  3. tipe karakter gagah untuk Prabu Dirgamaruta

Tiga tipe karakter tersebut ditampilkan dalam bentuk dua beksan, yaitu perang antara Dewi Sudarawerti melawan Dewi Sirtupelaeli, serta perang antara Prabu Dirgamaruta melawan Raden Maktal.

Melalui pertemuan-pertemuan, dialog dan sarasehan antara sultan dengan para seniman dan seniwati, maka sultan Hamengku Buwana IX membentuk suatu tim penyempurna tari Golek Menak gaya Yogyakarta. Tim tersebut terdiri dari enam lembaga, yaitu : Siswo Among Beksa, Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), Mardawa Budaya, Paguyuban Surya Kencana dan Institut Seni Indonesia (ISI).

Keenam lembaga ini setelah menyatakan kesanggupannya untuk menyempurnakan tari Golek Menak (1 Juni 1988), kemudian menyelenggarakan lokakarya dimasing-masing lembaga, dengan menampilkan hasil garapannya. Giliran pertama jatuh pada siswa Among Beksa pada tanggal 2 Juli 1988.

Lokakarya yang diselenggarakan oleh siwa Among Beksa pimpinan RM Dinusatama diawali dengan pagelaran fragmen lakon kelaswara, dengan menampilkan 12 tipe karakter, yaitu :

  1. Alus impur (tokoh Maktal, Ruslan dan Jayakusuma),
  2. Alus impur (tokoh Jayengrana),
  3. Alur kalang kinantang (Perganji),
  4. Gagah kalang kinantang (Kewusnendar, Tamtanus, Kelangjajali, Nursewan dan Gajah Biher),
  5. Gagah kambeng (Lamdahur),
  6. Gagah bapang (tokoh Umarmaya),
  7. Gagah bapang (Umarmadi dan Bestak),
  8. Raseksa (Jamum),
  9. Puteri (Adaninggar seorang Puteri Cina),
  10. Puteri impur (Sudarawerti dan Sirtupelaeli),
  11. Puteri kinantang (Ambarsirat, Tasik Wulan Manik lungit, dan kelas wara),
  12. Raseksi (mardawa dan Mardawi).

Bahasa yang digunakan dalam dialog adalah bahasa bagongan. Busana yang dikenakan para penari mengacu pada busana Wayang Golek Menak Kayu, semua tokoh berbaju lengan panjang, sedangkan cara berkain menerapkan cara rampekan, kampuhan, cincingan, serta seredan disesuaikan dengan tokoh yang dibawakan.

2. Tari Jaipong

Jaipongan adalah seni tari yang lahir dari kreativitas seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira. Ia terinspirasi pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan atau Bajidoran atau Ketuk Tilu. Sehingga ia dapat mengembangkan tarian atau kesenian yang kini di kenal dengan nama Jaipongan.

Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari “Daun Pulus Keser Bojong” dan “Rendeng Bojong” yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Awal kemunculan tarian tersebut semula dianggap sebagai gerakan yang erotis dan vulgar, namun semakin lama tari ini semakin popular dan mulai meningkat frekuensi pertunjukkannya baik di media televisi, hajatan, maupun perayaan-perayaan yang disenggelarakan oleh pemerintah atau oleh pihak swasta.

Dari tari Jaipong ini mulai lahir beberapa penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kirniadi. Kehadiran tari Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para pencinta seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang di perhatikan. Dengan munculnya tari Jaipongan ini mulai banyak yang membuat kursus-kursus tari Jaipongan, dan banyak dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk pemikat tamu undangan.

Di Subang Jaipongan gaya “Kaleran” memiliki ciri khas yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan. Hal itu tercermin dalam pola penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada pula tarian yang tidak dipola (Ibing Saka), misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran, terutama di daerah Subang.

Tari Jaipongan pada saat ini bisa disebut sebagai salah satu tarian khas Jawa Barat, terlihat pada acara-acara penting kedatangan tamu-tamu dari Negara asing yang datang ke Jawa Barat, selalu di sambut dengan pertunjukkan tari Jaipongan. Tari Jaipongan ini banyak mempengaruhi pada kesenian-kesenian lainnya yang ada di Jawa Barat, baik pada seni pertunjukkan wayang, degung, genjring dan lainnya yang bahkan telah dikolaborasikan dengan Dangdut Modern oleh Mr. Nur dan Leni hingga menjadi kesenian Pong-Dut.




kesenian nusantara

Kesenian ada berbagai macam yaitu meliputi :
1. Seni Tari
2. Seni Rupa
3. Seni Musik

*Berikut penjelasan tentang masing-masing kesenian... :-D